Kamis, 09 Juni 2016

KERANGKA PENELITIAN ILMIAH

Pra Penulisan Karya Ilmiah


Langkah-langkah menulis setiap orang berbeda-beda, akan tetapi setiap orang kebanyakan melalui kegiatan merencanakan, menulis, merefleksikan, dan merevisi. Kegiatan merencanakan meliputi mengumpulkan bahan, menentukan tujuan, menentukan pembaca, dan membuat krangka tulisan atau sistematika tulisan. Kegiatan menulis meliputi kegiatan mengembangkan sistematika yang telah disusun pada tahap perencanaan menjadi sebuah draf atau konsep tulisan. Pada tahap ini, penulis membiarkan pikiran-pikiran mengalir tanpa terganggu dengan kaidah-kaidah kebahasaan sampai terwujud sebuah tulisan utuh. Kagiatan refleksi merupakan kegiatan meninjau kembali draf dari berbagai aspek misalnya kebahasaannya, kesesuaian dengan rancangan awal, keruntutan gagasan, dan kemanfaatan tulisan. Kegiatan merevisi merupakan kegiatan akhir yang dilakukan penulis. Penulis memperbaiki dan menyempurnakan draf tulisan, termasuk membetulkan kesalahan-kesalahan dari seluruh aspek.

Kerangka Penyusunan Karya ilmiah terdiri dari:

1.      Judul
2.      Lembar Pengesahan
3.      Abstrak/Ringkasan
4.      Kata Pengantar
5.      Daftar Isi
6.      Daftar Tabel
7.      Daftar Gambar
8.      Daftar Lampiran
9.      Daftar Istilah dan atau Daftar Singkatan [kalau ada]
10.  BAB I Pendahuluan (latar belakang, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran)
11.  BAB II Tinjauan Pustaka
12.  BAB III Bahan dan Metode Penelitian (bentuk penelitian, subjek penelitian, ukuran sampel, definisi operasional, variabel penelitian, prosedur penelitian, cara pemeriksaan/pengukuran, analisis data, tempat dan waktu penelitian, jadwal penelitian, alur penelitian)
13.  BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
14.  BAB V Kesimpulan dan Saran
15.  Daftar Pustaka
16.  Lampiran.


Teknik Penyusunan Karya ilmiah Kerangka Penyusunan Karya Ilmiah. Dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap antara lain.

1.      Tahap Persiapan
a.       Pemilihan masalah atau topik dan mempertimbangkan
b.      Pembatasan topik atau penentuan judul
c.       Pembuatan kerangka karangan (outline)

2.      Tahap Pengumpulan data
a.       Pencarian keterangan dari bhn bacaan atau referensi.
b.      Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan dijadikan tema dalam karya ilmiah.
c.       Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti dan dijadikan tema dari karya ilmiah.
d.      Melakukan percobaan dilabolatorium atau pengujian data di lapangan.

3.      Tahap Pengorganisasian.
a.     Pengelompokan bahan untuk mengorganisasikan bagian mana yang akan temasuk dalam karya ilmiah, data yang telah terkumpul diseleksi kembali dan dikelompokan sesuai jenis, sifat dan bentuk data.
b.      Pengkonsepan karya ilmiah dilakuakn sesuai dengan urutan dalam kerangka karangan yang telah ditetapkan.

4.      Tahap Pemeriksaan/ penyunting konsep.
a.       Melengkapi data yang dirasa masih kurang.
b.      Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak cocok dengan pokok bahasan karya ilmiah.
c.       Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian bahan-bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan satu dengan tulisan yang lain.
d.      Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata, penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraph, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD

5.      Tahap Penyajian.
a.       Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan segi kerapian dan kebersihan, Tata letak (layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, memakai standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah.

Sumber :
https://okizainalfahmi.wordpress.com/2010/03/30/pra-penulisan-karya-ilmiah-tahapan-dalam-menulis-karya-ilmiah/
http://yopipazzo.blogspot.co.id/2012/12/langkah-langkah-dalam-penulisan-karya.html

Membuat Outline (Kerangka Karangan)
Kerangka merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan  teratur.Sedangkan karangan adalah sebuah karya tulis yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan kepada pembaca. Jadi kerangka karangan adalah suatu suatu rencana atau rancangan yang memuat garis besar atau ide suatu kaya tulis yang disusun dengan sistematis dan terstruktur.


 Manfaat Kerangka Karangan:
a. Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
b. Untuk menyusun karangan secara teratur.  Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
c. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu.
d. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
e. Memudahkan penulis mencari materi pembantu.  Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.



Cara Membuat Kerangka Karangan :

1.            Merumuskan tema dan menetukan judul suatu karangan

Sebelum membuat karangan, tentukanlah dahulu tema karangan yang akan dibuat. Tema ini yang akan mempengaruhi seluruh isi dari karangan yang akan dibuat. Pilihlah tema-tema yang sedang hangat atau tema yang menjadi kesenangan Anda. Hal ini akan sangat membatu untuk mengembangkan karangan.

Setelah mendaptkan tema, tentukan juga judul karangan yang akan dibuat. Usahakan membuat judul yang singkat dan menarik pembaca untuk membaca karangan tersebut.

2.      Mengumpulkan bahan

Setelah mendapatkan tema, yang harus dilakukan adalah mengumpulkan bahan pendukung yang berupa topik-topik yang berhubungan dengan tema untuk dikembangkan menjadi sebuah karangan. Topik-topik tersebut antara lain, pengertian, tujuan, jenis, contoh, dan lain-lain.  Catatlah semua topik yang terlintas di dalam pikiran untuk memudahkan penseleksian bahan atau topik.

3.      Menseleksi bahan

Setelah mendapatkan topik, seleksilah topik-topik tersebut yang sesuai dengan tema karangan dan penting. Hindari membahas topik-topik yang tidak penting untuk di bahas.

4.      Mengembangkan kerangka karangan

Jika sudah mendapatkan tema, judul dan topik, buatlah karangan yang utuh dengan cara mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat. Perluas topik-topik yang telah ditentukan pada kerangka dan usahakan jangan membahas topik yang tidak ada di dalam kerangka karangan.

Pola Susunan Outline

1.      Pola Ilmiah : Suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan kenyataan yang nyata di alam.

·         Urutan waktu : Urutan yang didasarkan pada urutan peristiwa atau kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.

·         Urutan ruang : Mempunyai hubungan yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasa digunakan dalam tulisan-tulisan yang bersifat deskriptif.

·         Urutan topik yang ada : Suatu peristiwa yang sudah di kenal dengan bagian-bagian tertentu. Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian-bagian itu harus di jelaskan berturut-turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian-bagiannya itu.

2.      Pola Logis : Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis.
·         Urutan klimaks dan antiklimaks : Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.
·         Urutan kausal : Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab. Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian-perincian yang menelusuri akibat-akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan-persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya.
·         Urutan pemecahan masalah : Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut. Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternative-alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.
·         Urutan umum-khusus : Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus).
·         Urutan familiaritas : Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur-angsur pindah kepada hal-hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan-keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
·         Urutan akseptabilitas : Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca.
Syarat Kerangka Karangan yang baik
a.    Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas. Lalu buatlah tesi atau pengungkapan masksud.
b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersbut harus dirinci.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.
d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.




Sumber :

http://andainah.blogspot.co.id/2015/11/tugas-bahasa-indonesia-kerangka.html
http://www.kelasindonesia.com/2015/04/pengertian-contoh-kerangka-karangan-dan-cara-membuatnya.html
http://www.astalog.com/1366/apa-yang-dimaksud-dengan-outline.htm
https://azizturn.wordpress.com/2009/11/21/kerangka-karangan/



































Tahap Penyusunan Karya Ilmiah
Setelah kita menentukan penelitian itu untuk tesis, skripsi, atau disertasi, maka langkah selanjutnya, kita menentukan penelitian kuantitatif atau penelitian kualitatif, selanjutnya adalah menyusun karya ilmiah. Tahap-tahap penyusunan karya ilmiah menempuh beberapa langkah antara lain:

1.        Tahap Persiapan Menulis Karya Ilmiah
Pada tahap persiapan, penulis suatu karya ilmiah harus mempersiapkan topik. Hal ini berarti penulis harus menentukan apa yang akan dibahas dalam tulisan. Topik dapat dipilih misalnya, mengenai pertanian, hukum, sumber daya manusia, dan sebagainya. Menurut Akhadiyah (1999:7-8) dalam memilih topik perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain:
a.         Topik itu ada manfaatnya dan layak untuk dibahas.
Ada manfaatnya, mengandung pengertian bahwabahasan topik tersebut akan memberikan sumbangan bagi ilmu yang ditekuni atau bagi perkembangan ilmu. Layak dibahas mengandung pengertian topik tersebut layak dibahas dan sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni penulis.
b.         Topik itu menarik, terutama bagi penulis
c.         Topik dikenal baik oleh penulis
d.         Bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai
e.         Topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
Topik yang terlalu luas menyebabkan penulis tidak dapat membahas topik itu secara mendalam. Namun, topik yang terlalu sempit akan menyebabkan topik terlalu khusus dan tidak dapat digeneralisasikan.
Setelah menentukan topik, langkah selanjutnya adalah menentukan judul. Judul adalah label atau nama suatu karangan. Judul hendaknya tidak berbentuk kalimat, tetapi berbentuk frase. Judul juga harus sesuai dengan topik karangan dan dinyatakan secara jelas (tidak bermakna ganda). Menurut Arifin (2003:9) penentuan judul karya ilmiah dapat pula ditempuh dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan.
Bagian akhir dari tahap persiapan adalah pembuatan kerangka karangan. Misalnya, penulis karya ilmiah mengambil topik mengenai Motivasi dan Kepemimpinan dengan judul Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Hotel Santika Semarang. Hal-hal yang dapat dibahas berkenaan dengan judul itu, antara lain “mamajemen  sumber daya manusia”, “motivasi”, “kepemimpinan”, dan “kepuasan kerja”. Hal-hal tersebut dapat dijadikan empat judul bab analisis. Bab-bab tersebut dapat dirinci lagi dengan memecah menjadi beberapa bagian. Misalnya”motivasi” dapat dipecah lagi menjadi “pengertian motivasi”, “teori motivasi”, dan “motivasi dan perilaku”. Begitu pula dengan bab-bab lainnya.
Setelah disusun menjadi bab dan subbab, maka langkah selanjutnya adalah membuat kerangka karangan. Guna pembuatan kerangka karangan adalah mengarahkan penulis agar fokus dalam analisisnya. Kerangka karangan tersebut misalnya

Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Hotel santika semarang
1.         Manajemen Sumberdaya Manusia
2.         Motivasi
2.1     Pengertian Motivasi
2.2     Teori motivasi
2.3     Motivasi dan Perilaku
3.         Kepemimpinan
3.1     Pengertian Kepemimpinan
3.2     Teori kepemimpinan
3.3     Tipe Kepemimpinan
3.4     Fungsi Kepemimpinan
4.         Kepuasan kerja
4.1     Pengertian kepuasan Kerja
4.2     Teori Kepuasan Kerja
4.3     Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
4.4     Manfaat kepuasan kerja
4.5     Pengukuran Kepuasan Kerja
       Jika kerangka karangan sudah lengkap, maka langkah selanjutnya adalah membuat daftar isi.

2.        Tahap Pengumpulan data dalam Karya Ilmiah
Tahap pengumpulan data dapat di lakukan melalui pengamatan peristiwa,mencari informasi melalui pencatatan dokumen, melakukan eksperimen di laboratorium, melakukan rekaman audio visual atau rekaman audio, dan catatan di lapangan yang lengkap.

3.        Tahap pengonsepan dalam Karya Ilmiah
Apabila data sudah terkumpul,peneliti menyeleksi data tersebut. Kemudian peneliti menggolongkan-golongkan data berdasarkan sifat, jenis, atau bentuk. Peneliti menentukan pula data yang akan dipergunakan dalam penelitian selanjutnya, serta dapat pula menyimpan data yang mungkin di perlukan dalam tahap penelitian berikutnya.

4.        Tahap penyuntingan Karya Ilmiah
Tahap selanjutnya adalah tahap penyuntingan dimana sebelum mengetik konsep, peneliti harus memeriksa data yang sudah dianalisis tersebut.hal-hal yang tidak koheren atau penjelasan yang berulang-ulang dapat di edit.dalam tahap ini apabila peneliti merasa ada bagian yang dirasa kurang, maka dapat diperbaiki dengan tambahan-tambahan informasi yang diperlukan.

5.        Penyajian Karya Ilmiah
Dalam tahap penyajian, peneliti siap menyusun karya ilmiah tersebut untuk dibaca orang lain. Maka, penataan baik dari segi teknis dan materi harus diperhatikan dengan cermat oleh peneliti karya ilmiah


 Dalam sebuah penelitian, Suyitno (2011) berpendapat bahwa harus ada topik atau masalah yang melatarbelakangi penelitian tersebut. Topik tersebut harus ditetapkan pertama kali dalam menyusun langkah-langkah penelitian. Topik atau masalah adalah hal-hal yang akan dibahasa dalam penelitian. Intinya, topik dapat berupa persoalan pokok yang memerlukan pemecahan, penjelasan, pendeskripsian, dan penegasan lebih lanjut.
Adapun cara menentukan topik dalam sebuah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Penelitian sesuai dengan bidang si peneliti
Penelitian yang dilakukan haruslah sesuai dengan bidang studi yang di dalami oleh peneliti. Peneliti wajib memahami dengan jelas apa saja wilayah kajian bidang studinya sehingga peneliti tidak akan meneliti di luar bidang studinya.
2. Bermanfaat bagi masyarakat khususnya subjek penelitian
Penelitian yang dilakukan harus bermanfaat bagi bidang studinya. Penelitian akan sangat terasah manfaatnya apabila langsung diterapkan dalam kehidupan nyata.
3. Mengetahui hakikat dasar perbedaan jenis penelitian
Hal ini dirasa begitu penting sehingga peneliti nantinya mampu menggunakan metode penelitian sesuai dengan penelitian yang ia lakukan (Rahardjo dalam  majalah pendidikan, 2011).
4. Masalah yang diambil bersifat baru
Ada baiknya mengembangkan dan menemukan sesuatu yang baru tentu akan  lebih dihargai daripada hanya sekadar meniru apa lagi plagiasi (jiplak).
5. Tema yang sedang tren (hot topik)
Tema yang sedang tren biasanya akan memenuhi persyaratan kampus dan akan disetujui oleh pembimbing. Seorang peneliti juga tak perlu ragu untuk bertanya kepada pembimbingnya tentang topik yang hangat dikalangan bidang studinya (sri widyaningsih: 2012).
6.      Dalam jangkauan peneliti (Manageable topic)
Topik yang akan dijadikan penelitian itu hendaknya tidak berada di luar jangkauan kemampuan si peneliti. Maka dalam memilihnya, perlu mempertimbangkan beberapa segi, antara lain: kemampuan memecahkan masalah dalam topik. Dalam Manageable topic ini juga perlu memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.    Tersedia dana yang cukup
2.    Batas waktu untuk menyelesaikan penelitian
3.    Sponsor dan konsultan
4.    Kerja sama dengan pihak lain
7. Data dari topik mudah didapatkan (Obtainable data)
Meskipun peneliti dapat memilih topik yang sangat baik, namun belum tentu data yang diperlukan tersedia dan mudah diperoleh. Maka peneliti perlu menyesuaikan antara topik penelitian dan kemudahan dalam memeroleh data penlitian.
8. Topik cukup penting untuk diteliti (Signifance of Topik)
Topik yang dipilih haruslah penting untuk diteliti. Ada dua hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih  topik yang penting yaitu: pertama, sumbangan hasil penelitiannya dapat memenuhi minat akademis dan minat masyarakat luas; kedua, sifat topik tidak merupakan duplikasi dari topik-topik yang telah diteliti oleh orang lain.
9. Topik yang menarik (interested topic)
Hendaknya, topik penelitian tersebut menarik sehingga menimbulkan minat dan semangat peneliti untuk melakukan penelitian berdasarkan topik yang telah ia tentukan (Hadi dalam Tanjung dan Ardial, 2005: 14-18).
Tanjung dan Ardial (2005: 24) menambahkan bahwa pentingnya masalah untuk diselidiki, pada umumnya dikaitkan kepada beberapa hal, antara lain kepada:
1.    Masalah itu menyangkut kepentingan umum (masyarakat) baik mendesak maupun tidak mendesak.
2.    Masalah itu merupakan mata rantai, apabila tidak dipecahkan banyak masalah lain yang terbengkalai.
3.    Masalah itu penting dan pemecahannya dapat mengisi kekosongan dan kekurangan ilmu dan pengetahuan, dan sebagainya.





Sumber    :
http://ragambahasakita.blogspot.com/2015/03/tahap-penyusunan-karya-ilmiah.html
https://pojokpakdani.wordpress.com/2013/03/09/tips-menetukan-topik-penelitian-membuat-latar-belakang-penelitian-dan-cara-menentukan-rumusan-masalah/