Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah
keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia
melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk
interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah
suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling
berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang
melintasi batas negara. Sedangkan menurut asal katanya, kata Globalisasi
diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman
menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau
perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh
wilayah.
Globalisasi
perekonomian
Globalisasi
perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana
negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasa yang semakin
terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi
perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap
arus modal, barang dan jasa.
Ketika globalisasi
ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan
antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat.
Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari
dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka
peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
Dampak Globalisasi
Dampak Positif
Globalisasi
1. Produksi global
dapat ditingkatkan
2. Meningkatkan
kemakmuran masyarakat dalam suatu Negara
3. Meluaskan pasar
untuk produk dalam negeri
4. Dapat memperoleh
lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
5. Menyediakan dana
tambahan untuk pembangunan ekonomi
6. Mudah memperoleh
informasi dan ilmu pengetahuan
7. Mudah melakukan
komunikasi
8. Cepat dalam
bepergian (mobilitas tinggi)
9. Menumbuhkan sikap
kosmopolitan dan toleran
10. Memacu untuk
meningkatkan kualitas diri
11. Mudah memenuhi
kebutuhan
Dampak Negatif
Globalisasi Ekonomi
1. Menghambat
pertumbuhan sektor industri
2. Memperburuk neraca
pembayaran
3. Sektor keuangan
semakin tidak stabil
4. Memperburuk prospek
pertumbuhan ekonomi jangka panjang
5. Informasi yang tidak
tersaring
6. Perilaku konsumtif
7. Membuat sikap
menutup diri, berpikir sempit
8. Pemborosan
pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
9. Mudah terpengaruh
oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara
Setelah mengetahui arti
globalisasi serta dampak dari globalisasi kita dapat mulai menganalisa
pertanyaan tersebut.
Menurut saya koperasi
saat ini belum siap untuk menghadapi era globalisasi.
Mengapa???? Karena
koperasi saat ini kondisinya sedang tidak baik, bahkan bisa dibilang buruk.
Penyebabnya pengelolaan yang kurang profesional, kurangnya pengaturan
manajemen, pengurus banyak yang korup, pengelola koperasi juga belum ada
kemampuan untuk benar – benar mengelola dengan baik, produk yang dihasilkan
juga belum mencukupi. Sebenarnya Indonesia bisa menjadi Negara maju, dengan
kekayaan alam yang di miliki oleh Indonesia, jika dikelola dan dikembangkan
dengan baik, pasti Indonesia bisa menjadi negara maju. Tetapi, karena
pengolahannya kurang dan masyarakatnya belum bisa memanfaatkan hasil bumi
Indonesia maka Indonesia belum bisa dikatakan sebagai Negara maju.
Mengglobalkan koperasi
Koperasi sebagai suatu
badan usaha kerakyatan di Indonesia tidak luput dari pengaruh derasnya arus
globaliasi. Jalan koperasi untuk tetap berperan dalam percaturan perekonomian
dunia terbuka lebar. Koperasi harus mengevaluasi diri agar dapat menghadapi
berbagai tantangan untuk mengembangkan sayap koperasi di percaturan
perekonomian global. Dalam era globalisasi ini seleksi alam tentu saja terjadi,
walaupun koperasi hanyalah badan usaha kecil dan menengah, koperasi harus
menjadi badan usaha yang kompetitif dibandingkan badan usaha lainnya. Koperasi
dalam persaingan bebas bersaing dengan perusahaan-perusahaan multinasional yang
dalam banyak hal tidak sebanding kekuatannya dengan koperasi. Kemampuan
menetapkan harga dan struktur pasar mempengaruhi koperasi agar dapat survive
bahkan unggul dalam percaturan perekonomian global. Koperasi perlu melakukan
pemberdayaan dan menempuh langkah-langkah antisipatif agar tetap eksis sebagai
anggota aktif dalam perdagangan bebas, diantaranya:
1. Membenahi kondisi
internal koperasi
Koperasi perlu
membenahi kondisi internalnya. Dominasi pengurus yang berlebihan dan tidak
sesuai dengan proporsinya perlu dibatasi dengan adanya peraturan. Peraturan
akan memperkecil adanya penyimpangan-penyimpangan dalam koperasi, sehingga
pemanfaatan koperasi untuk kepentingan pribadi, penyimpangan dalam hal
pengelolaan dana, maupun praktik;praktik KKN dapat dihindari.
2. Menetapkan sistem
GCG
Koperasi perlu
mencontoh sistem Good Corporate Governance (GCG) seperti yang telah diterapkan
pada perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum perseroan. Implementasi GCG pada
beberapa hal dapat pula diterapkan dalam
koperasi. Untuk itu sudah selayaknya Kementrian Koperasi dan UKM memperkenalkan
suatu konsep sistem GCG pada koperasi-koperasi agar terciptanya tata kelola
koperasi yang lebih baik.
3. Mengembangkan
teknologi dan meningkatkan sumber daya manusia di koperasi
Sebagai salah satu
anggota dalam pasar bebas, tentunya koperasi harus berhadapan dengan
pesaing-pesaing usaha lainnya. Untuk dapat survive dalam pasar global,
kebutuhan akan informasi dan peningkatan sumber daya sangat diperlukan.
Koperasi di
EraGlobalisasi
Keberadaan beberapa
koperasi telah dirasakan peran dan manfaatnya bagi masyarakat, walaupun derajat
dan intensitasnya berbeda. Setidaknya terdapat tiga tingkat bentuk eksistensi
koperasi :
Pertama, koperasi dipandang sebagai lembaga
yang menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu, dan kegiatan usaha tersebut
diperlukan oleh masyarakat. Kegiatan usaha dimaksud dapat berupa pelayanan
kebutuhan keuangan atau perkreditan, atau kegiatan pemasaran, atau kegiatan
lain. Pada tingkatan ini biasanya koperasi penyediakan pelayanan kegiatan usaha
yang tidak diberikan oleh lembaga usaha lain atau lembaga usaha lain tidak
dapat melaksanakannya akibat adanya hambatan peraturan.
Kedua, koperasi telah
menjadi alternatif bagi lembaga usaha lain. Pada kondisi ini masyarakat telah merasakan
bahwa manfaat dan peran koperasi lebih baik dibandingkan dengan lembaga lain.
Keterlibatan anggota (atau juga bukan anggota) dengan koperasi adalah karena
pertimbangan rasional yang melihat koperasi mampu memberikan pelayanan yang
lebih baik.
Ketiga, koperasi
menjadi organisasi yang dimiliki oleh anggotanya. Rasa memilki ini dinilai
telah menjadi faktor utama yang menyebabkan koperasi mampu bertahan pada
berbagai kondisi sulit, yaitu dengan mengandalkan loyalitas anggota dan
kesediaan anggota untuk bersama-sama koperasi menghadapi kesulitan tersebut
Langkah Koperasi untuk
Menghadapi EraGlobalisasi
Berikut ini adalah
ringkas langkah koperasi untuk menghadapi era-globalisasi:
a. Dalam menjalankan
usahanya, pengurus koperasi harus mampu mengidentifikasi kebutuhan kolektif
anggotanya dan memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan mempertimbangkan aspirasi
anggota-anggotanya, sangat dimungkinkan kebutuhan kolektif setiap koperasi
berbeda-beda.
b. Adanya efektifitas
biaya transaksi antara koperasi dengan anggotanya sehingga biaya tersebut lebih
kecil jika dibandingkan biaya transaksi yang dibebankan oleh lembaga
non-koperasi.
c. Kesungguhan kerja
pengurus dan karyawan dalam mengelola koperasi. Disamping kerja keras, figur
pengurus koperasi hendaknya dipilih orang yang amanah, jujur serta transparan.
d. Pemahaman pengurus
dan anggota akan jati diri koperasi, pengertian koperasi, nilai-nilai koperasi
dan prinsip-prinsip gerakan koperasi harus dijadikan point penting karena hal
itu yang mendasari segala aktifitas koperasi. Aparatur pemerintah terutama
departemen yang membidangi masalah koperasi perlu pula untuk memahami secara
utuh dan mendalam mengenai perkoperasian.
e. Kegiatan koperasi
bersinergi dengan aktifitas usaha anggotanya.
f. Koperasi produksi
harus merubah strategi kegiatannya dengan mereorganisasi kembali supaya
kompatibel dengan tantangan yang dihadapi.
Dengan demikian, koperasi pun mampu setidaknya menghadapi era
globalisasi saat ini, bukan malah terseret arus globalisasi yang berdampak
koperasi akan tenggelam. Mari kita benahi koperasi sejak dini, karena koperasi
di Indonesia juga merupakan jati diri bangsa dalam memajukan perekonomian.
Seandainya globalisasi
benar-benar terwujud sesuai dengan skenario terjadinya pasar bebas dan
persaingan bebas, maka bukan berarti tamatlah riwayatnya koperasi. Peluang
koperasi untuk tetap berperan dalam percaturan perekonomian nasional dan
internasional terbuka lebar asal koperasi dapat berbenah diri menjadi salah
satu pelaku ekonomi (badan usaha) yang kompetitif dibandingkan pelaku ekonomi
lainnya.
Prospek Koperasi
Menghadapi Globalisasi
Tantangan Globalisasi.
Ciri-ciri globalisasi ditandai dengan adanya pergerakan barang, modal dan uang
dengan bebas dan perlakuan terhadap pelaku ekonomi sendiri dan asing (luar
negeri) sama. Sehingga era globalisasi sering menjadi dilema bagi masyarakat,
pemerintah dan dunia usaha. Kita tidak bisa membendung dan menahan bergulirnya
globalisasi di tengah-tengah masyarakat, yang bisa kita lakukan adalah mengantisipasi
dan mempersiapkan diri terhadap tantangan globalisasi. Para pelaku usaha
khususnya koperasi dan UMKM harus mampu bersikap reaktif dan antisipatif
menghadapi globalisasi ekonomi. Bukan mengeluh dan berteriak bahwa kita belum
siap menghadapi globalisasi tanpa ada usaha dan kerja keras. Berteriak dan
mengeluh bukan merupakan jalan keluar dari ancaman globalisasi. Kontroversipun
muncul di kalangan akademisi, pengamat dan para pelaku bisnis. Ada yang
berteriak lantang, bahwa kita belum siap menghadapi perdagangan bebas dengan
Cina (ACFTA), namun anehnya setelah ditelusuri siapa yang berteriak lantang?
Rupanya berasal dari pengamat bukan pelaku bisnis. Kalau ada pelaku bisnis yang
berteriak belum siap, bisa jadi mereka adalah pelaku bisnis yang mengemplang
pajak. Cukup kita sadari bahwa
globalisasi ekonomi sekalipun telah menjadi sistem yang mendunia, tetapi tetap
saja berada dalam ranah yang penuh kontroversi.
Di satu sisi
globalisasi mempunyai dampak positif di antara aktor-aktor ekonomi dunia. Mereka
meyakini bahwa pasar terbuka, arus modal tanpa pembatas, akan memaksimalkan
efisiensi dan efektifitas ekonomi demi terwujudnya kesejahteraan untuk semua.
Sebaliknya di sisi lain kelompok anti globalisasi meyakini bahwa liberalisasi
ekonomi hanya akan menguntungkan yang kuat dan melumpuhkan yang lemah,
menciptakan kebangkrutan dan ketergantungan struktural negara berkembang atas
negara maju.
Untuk itu globalisasi
ekonomi haruslah disikapi dengan kritis, hati-hati, dan penuh perhitungan.
Seperti misalnya dampak perdagangan Indonesia dengan Cina pasca ditetapkannya
ACFTA, apakah membawa nikmat dan berkah atau membawa sengsara. Atau sengsara
membawa nikmat. Membanjirnya produk dari Cina di Indonesia, di satu sisi bisa
menjadi pemicu bangkitnya UMKM di negeri kita untuk meningkatkan daya saing
produksinya. Namun di sisi lain murahnya produk dari Cina menguntungkan
konsumen di negeri kita yang memiliki kemampuan daya beli terbatas karena
berpendapatan rendah.